MAKASSAR - Kolaborasi Tiga Lembaga yaitu LPPM Universitas Cokroaminoto Makassar, Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Makassar, dan Katalis Indonesia, Kamis (19/1/2023)
Menggelar Focus Group Discussion yang merupakan bagian dari kegiatan riset program Ground Work Analysis ( GWA) 2022-2023 yang fundingnya bersumber dari Yayasan Strategi Konservasi Indonesia (CSF).
Baca juga:
Tony Rosyid: Pilgub di IKN Memanas
|
FGD tersebut menghadirkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, BPS Sulsel, Bappelitbanda Sulsel, Dinas Koperasi dan UKM Sulsel, Dinas Perindustrian Sulsel, Dinas Energy dan SD Mineral Sulsel, HNSI dan NGO (YKL).
Dalam Paparannya Dr. M. Yusuf selaku koordinator peneliti yang juga Ketua LPPM UCM menyampaikan bahwa kegiatan FGD ini merupakan bagian dari kegiatan riset GWA yang mengangkat tema potensi blue ekonomi sulsel dalam mendorong pertumbuhan ekonomi regional.
FGD ini bertujuan mengidentifikasi potensi blue economy sulsel berdasarkan sektor dan sub sektor ekonomi, serta menyamakan dan menyatukan persepsi terkait blue economy serta ketersediaan data dan sumber data. Lebih jauh disampaikan bahwa sulsel adalah wilayah dengan potensi blue economy yang sangat tinggi,
Hal tersebut didasarkan pada data dan fakta potensi marine resources yang ada di sulsel. Hal yang sama juga disampaikan BPS dalam acara tersebut, bahwa sektor marine adalah sektor yang paling potensial di sulsel, hingga tahun 2022 tercatat sulsel adalah top two kontribusi terbesar sektor perikanan secara nasional.
Potensi blue economy sulsel sangat besar contoh; perikanan tangkap, perikanan budidaya laut khususnya rumput laut adalah komoditas dengan kontribusi tertinggi, pembuatan kapal (galangan kapal) yang berpusat di bulukumba dsn beberapa daerah lainnya, rumah/permukiman atau bangunan di atas air, angkutan laut, energy kelautan, dan banyak lagi.
Sementara itu Kadis Perikanan sulsel juga menyampaikan bahwa sektor marine dan perikanan sulsel adalah lokomotif ekonomi wilayah intinya blue economy sulsel sangat potensial. Lebih jauh disampaikan pada forum FGD bahwa sesungguhnya Sulsel telah lebih awal memulai implememtasi blue economy yaitu sejak 2018 yang termaktub dalam RPJMD sulsel 2018-2023 dan hanya tinggal di improve.
Acara berlangsung sangat dinamis, semua peserta sangat antusias dengan potensi blue economy di sulsel. Salah satu potensi blue econony Indonesia dan sulsel khususnya adalah carbon sink (carbon trade). Potensi carbon sink sulsel yang bersumber dari marine resouerce sangat besar, seperti; mangrove, lamun dan coral reef,
Bahkan saat ini ada beberapa negara dan corporate luar yang datang menawarkan kerjasama dalam skema carbon trade. Untuk itu saat ini sedang intens dijajaki peluang tersebut dan hal ini sejalan dengan program daerah yang saat ini telah menetapkan beberapa wilayah menjadi kkpd (kawasan konservasi perairan daerah).
Model kkpd tidak hanya menjaga kelestarian ekosistem alam tapi juga memberikan keberlanjutan penghidupan (sumber pendapatan) bagi masyarakat dan pemerintah. Tersurat harapan dari semua peserta bahwa sulsel dapat sejahtera dari optimalisasi potensu blue economy.( Herman Djide)